AstraZeneca Menggunakan AWS dalam Quest untuk Mempercepat Identifikasi dan Pengembangan Obat yang Mengubah Hidup

Industri farmasi berusaha mengurangi total waktu untuk memberikan obat ke pasien. Menghadirkan satu obat ke pasar membutuhkan waktu rata-rata 10 tahun dan lebih dari 1 miliar dolar. Percepatan proses ini akan memberikan manfaat besar bagi pasien dan organisasi ilmu hayati yang berusaha meningkatkan hasil.

AstraZeneca menggunakan Amazon Web Services (AWS) dalam menyusun ulang proses penemuan obatnya, dengan tujuan untuk mengembangkan obat-obatan dengan lebih cepat, hemat biaya, dan dengan probabilitas keberhasilan yang lebih tinggi. Para ilmuwan kini memiliki akses ke data yang dapat ditemukan, dapat diakses, dapat dioperasikan, dan dapat digunakan kembali sehingga dapat dengan cepat menghasilkan wawasan yang dapat ditindaklanjuti yang sebelumnya memakan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu, sehingga akhirnya menguntungkan jutaan pasien.

AstraZeneca telah mentransformasikan banyak hasil kerja utamanya menjadi proses DevOps yang tangkas di mana ia mengembangkan solusi yang lebih kecil dengan cepat dan membawanya ke para ilmuwan. Untuk daya komputasi yang menangani set data besar dalam permintaan hampir waktu nyata, Amazon Elastic Compute Cloud (Amazon EC2) menghadirkan infrastruktur komputasi yang aman, andal, beperforma tinggi, dan hemat biaya. Daya komputasi skala besar ini bekerja bersama Amazon Elastic Kubernetes Service (Amazon EKS), layanan kontainer terkelola yang menjalankan dan menskalakan aplikasi layanan mikro, sebagai bagian dari arsitektur yang dapat diskalakan yang jauh melebihi apa yang dimungkinkan dengan solusi on-premise, yang selanjutnya mempercepat waktu untuk mendapatkan wawasan bagi para ilmuwan.

Sebagai salah satu blok bangunan dasar solusi AstraZeneca, hub datanya menggunakan berbagai ekstrak AWS, transformasi, dan pemuatan layanan mikro untuk menyerap data dari peneliti, pihak ketiga, dan pusat data serta laboratorium on-premise. Alih-alih menyimpan data dalam silo, solusi tersebut menggunakan Amazon Simple Storage Service (Amazon S3), layanan penyimpanan objek yang menawarkan skalabilitas, ketersediaan data, keamanan, dan performa terdepan di industri, serta Amazon Aurora PostgreSQL, mesin basis data relasional terkelola penuh yang menggabungkan kecepatan dan keandalan basis data komersial kelas atas dengan kesederhanaan dan efektivitas biaya basis data sumber terbuka. 

Pencarian adalah alat penting dalam menemukan potensi molekul baru, dan ilmuwan dapat mengueri basis data atas kesamaan dalam substruktur menggunakan Amazon OpenSearch Service, yang mempermudah para ilmuwan untuk melakukan analisis log interaktif, pemantauan aplikasi waktu nyata, pencarian situs web, dan masih banyak lagi. Layanan OpenSearch telah menyederhanakan proses pencarian AstraZeneca, mengurangi overhead dukungan dan membantu para ilmuwan untuk mengambil molekul serupa dalam hitungan milidetik.

Kemampuan AWS yang terkelola penuh menandakan bahwa AstraZeneca dapat fokus untuk memberikan hasil ilmiah, bukan pada tugas pemeliharaan standar. Selain itu, penggunaan prosesor AWS Graviton telah menghasilkan peningkatan performa hingga 20 persen untuk Amazon Aurora dan penghematan biaya hingga 35 persen. “AWS menyediakan daya komputasi penting untuk membantu kami menangani set data yang sangat besar dan algoritma kompleks,” kata Anna Berg Åsberg, wakil presiden penelitian dan pengembangan IT (vice president of research and development IT) di AstraZeneca. “Mereka memahami bagaimana kami bersatu untuk mendukung penelitian dan pengembangan kami serta membawa layanan yang tepat kepada kami dan panduan arsitektur yang membantu kami mencapai hal-hal luar biasa ini.”

Menggunakan solusi AWS telah membantu AstraZeneca untuk secara sistematis menggabungkan penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan machine learning guna membantu ahli kimia mengekstrak wawasan dalam upaya mempercepat alur penemuan obat dan mengurangi waktu masuk pasar. “Kami telah membangun metode komputasi yang canggih untuk memprediksi molekul apa yang dapat kami buat selanjutnya dan bagaimana membuatnya,” kata Åsberg. “Secara tradisional, proses ini akan memakan waktu bertahun-tahun. Sekarang, ahli kimia menggunakan AI untuk memutuskan cara terbaik guna membuat molekul dalam waktu singkat.” Faktanya, 70 persen proyek molekul kecil AstraZeneca sekarang menggunakan alat AI perusahaan. “Para ahli kimia memercayainya, dan mereka bekerja sama dengan kami untuk memperbaikinya setiap hari,” kata Åsberg.